Indahnya Persahabatan
Apakah Anda memiliki sahabat dekat yang sudah berteman lama 5, 10 atau lebih dari 15 tahun?
Saya punya.
Bahkan kami sudah berteman hampir 20 tahun lamanya. Beberapa di antara mereka adalah teman semasa SMP.
Waduh…jadi berasa udah tua bener yaaa 😀
Kata pepatah, sahabat ibarat intan permata, berharga dan langka. Maka Anda patut bersyukur jika masih memiliki sahabat dalam suka dan duka sampai hari ini.
Ketika menghadapi suatu masalah, para wanita cenderung berbagi rasa atau bercerita kepada sahabatnya, bukan kepada ibu atau suaminya. Dan ternyata kebutuhan curhat ini sudah dimiliki oleh wanita sejak usia dini.
Maka tak heran kalo sahabat-sahabat terdekat saya saat ini adalah teman-teman semasa sekolah dulu. Saya bisa menghabiskan waktu berjam-jam ngobrol di telepon dengan sahabat saya sampai kuping panas dan baterai ponsel nge-drop! :ngakak
Menurut Adriana Ginandjar, konselor perkawinan dan juga pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, wanita lebih memilih bicara dengan sesama wanita, karena kebanyakan pria tidak cukup sabar mendengar curhat mereka, meskipun itu pasangan sendiri. Apalagi pria cenderung menasihati dan memberi solusi. Padahal terkadang wanita hanya didengar dan diterima apa adanya.
Kebutuhan akan sahabat bisa mengalami pasang-surut sejalan dengan tahapan usia seseorang. Dulu ketika remaja, kita butuh teman untuk mendapat pengakuan dan jati diri. Menginjak dewasa, kebutuhan tersebut mulai berubah dengan hadirnya pasangan. Prioritas saat itu lebih berat pada membina keluarga dan mengejar karier. Setelah menikah, wanita disibukan dengan urusan rumah tangga, terutama dalam membesarkan anak. Barulah ketika menginjak usia 40-an, ketika karier cukup mantap dan anak-anak sudah besar, kebutuhan wanita akan sahabat kembali muncul.
Memang ada saat-saat dimana saya dan sahabat jarang berkumpul bersama atau sekedar berkomunikasi lewat telepon. Saat saya di perguruan tinggi, kesibukan kuliah yang cukup menyita waktu dari pagi hingga sore membatasi pertemuan kami. Belum lagi ada sahabat yang kuliah jauh di luar kota hingga praktis kami jarang bertemu. Frekuensi pertemuan kami kembali meningkat setelah mulai bekerja. Apalagi waktu kami sedang jomblo ga punya pacar, kami sering menghabiskan waktu bersama di akhir pekan seperti nonton, makan-makan atau hanya sekedar jalan-jalan ke mall.
Punya sahabat yang baik bisa menjadi obat stres lho. Sahabat yang baik juga biasanya mau mendengar dengan penuh empati dan memberi dukungan emosi. Sahabat punbisa bertindak sebagai terapis atau psikolog.
Beberapa hasil studi tentang stres di AS menunjukkan bahwa wanita cenderung bersikap lmbut (tend) dan bersahabat (befriend) ketika menghadapi masalah. Berbeda dengan pria yang cenderung melawan (fight) atau justru menarik diri (flight). Reaksi wanita inilah yang tampaknya mempengaruhi keluarnya hormon oksitosin yang bersifat menenangkan atau menurunkan kadar stres.
Salah satu yang khas dari persahabatan wanita adalah emotional bonding. :peluk Ikatan ini bisa terbentuk dari kesamaan minat, profesi atau karakter. Semakin dekat profil pribadi atau perjalanan hidup Anda dengan sahabat, semakin kuat juga ikatan batin yang muncul. Karenanya wanita bisa bersahabat selama bertahun-tahun tanpa harus selalu melakukan kegiatan bersama.
Ini juga terjadi pada saya. Saya malah lebih dekat secara batin dengan sahabat dibanding dengan adik-adik saya. Pada saat salah seorang sahabat saya sedang ada masalah saya bahkan bermimpi aneh tentangnya. Dan setelah dikonfirmasikan keesokan harinya, benar saja kalo sahabat saya itu memang mengalami kejadian yang menggelisahkan hatinya.
Jadi tak sekedar menentramkan jiwa, bagi wanita persahabatan juga meningkatkan kesehatan mental. Semakin banyak wanita memiliki teman, semakin jarang ia mengalami gangguan fisik atau stres di masa tuanya.
Namun sebaiknya sesekali Anda perlu mengevaluasi hubungan dengan sahabat. Apakah hubungan persahabatn anda adalah hubungan yang sehat? Apakah benar dia adalah sahabat sejati Anda? Berikut 10 faktor yang penting dari sahabat sejati.
- Memiliki banyak kesamaan serta cukup perbedaan dengan Anda, sehingga hubungan tetap ‘nyambung’ dan menarik.
- Menjaga komunikasi, baik lewat telepon, email, sms.
- Mau mendengar dengan tulus dan penuh empati di saat senang maupun susah.
- 4. Menerima anda apa adanya.
- Saling percaya, jujur, dan loyal.
- Bisa memegang janji atau rahasia.
- Ikut bahagia bila sahabat mencapai kesuksesan.
- Bersikap asertif jika sahabat melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan hati nurani.
- Memiliki hubungan yang setara dan tidak tergantung.
- Bersikap fleksibel, mengikuti perubahan situasi, kebutuhan karier, keluarga atau alasan pribadi.
Mungkin sudah saatnya Anda menghubungi sahabat lama atau mencari sahabat baru. Adanya jejaring sosial Facebook yang populer saat ini memungkinkan Anda bertemu kembali dengan teman-teman lama dan menjalin persahabatan kembali. Bersahabat tidak hanya membuat Anda merasa lengkap, tidak merasa sendiri di saat susah tetapi juga bisa membuat hidup lebih berwarna.
Komentar
Posting Komentar