MindSet Yang Benar Dalam Bisnis
Ide tulisan mindset yang benar dalam bisnis bermula dari komentar seorang teman terhadap komentar saya di status Facebook. Saya menulis begini: modal bisnis itu ga selalu uang, tapi mindset yang benar juga.
Lalu teman saya itu balas berkomentar kira-kira seperti ini:
Bisnis modal mindset yang benar tanpa uang itu bull***t. Bisnis kecil-kecilan aja butuh uang, apalagi bisnis berskala besar, pasti butuh modal dalam jumlah yang besar pula.
Padahal yang saya maksud adalah, dalam bisnis ga hanya butuh modal uang semata, mindset yang benar juga merupakan modal penting.
Beda kan ya?
Tapi baiklah, kita bahas aja kedua-duanya. Bisnis tanpa modal (dalam hal ini modal uang) dan mindset yang benar dalam bisnis.
Bisnis tanpa modal uang itu ga mungkin.
Kalo menurut saya, pernyataan itu ada benernya tapi ga 100 persen bener.
Iya sih, bisnis itu perlu modal uang.
Jualan pisang goreng misalnya. Pasti butuh uang untuk beli pisang, tepung terigu, minyak goreng, dan lain-lain. Apalagi bisnis besar seperti buka restoran, bangun hotel berbintang dan lain sebagainya. Berapa ratus juta harus dikeluarkan untuk membeli lahan, membangun gedung, membeli peralatan dan seterusnya.
Bener emang bisnis itu perlu modal uang.
Tapi, apa uang yang dikeluarkan itu harus dari kantong sendiri?
Kan engga.
Bisa aja kita mencari investor yang mau menanamkan modalnya di bisnis kita.
Atau kita kerjasama dengan orang yang punya uang dan mau melakukan bisnis itu bersama-sama dengan kita.
Bisa aja toh?
Kita hanya perlu membuat investor itu percaya dengan kita hingga dia mau menanamkan uangnya di bisnis kita.
Gimana supaya dia percaya dengan kita?
Tentu kita harus menjadi orang yang bisa dipercaya.
Gimana supaya kita bisa dipercaya?
Tentu dengan menjadi orang yang baik.
Nyontek istilahnya Pak Mario Teguh nih. Jadilah orang yang lebih baik supaya pantas mendapatkan rezeki yang lebih baik.
Orang yang lebih baik tuh pasti deh pada tau seperti apa.
Kalo ngomongin kebaikan, pasti ga jauh dari ngomongin hati dan pikiran yang baik.
Ujung-ujungnya ngomongin mindset deh. Pola pikir yang baik. Yang bener.
Saya termasuk orang yang percaya bahwa bisnis tanpa modal itu bisa aja terjadi.
Kenapa?
Karena hal itu benar-benar terjadi pada saya. Boleh percaya atau engga tapi saya benar-benar ngalamin sendiri.
Merunut 4 tahun ke belakang saat saya mau mulai bisnis online.
Waktu itu anak-anak saya masih balita. Lagi butuh-butuhnya minum susu untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Setiap bulan butuh sekitar 600rb untuk beli susunya aja. Belum lagi makanan lainnya. Saya hanya ibu rumah tangga tidak bekerja, harus pintar-pintar mengelola gaji suami yang hanya karyawan biasa sebuah pabrik obat.
Ga ada uang lebih untuk menabung apalagi untuk bisnis. Mana berani sih. Modal dari mana, begitu pikir saya.
Tapi, Allah Yang Maha Hebat punya rencana lain untuk saya.
Seorang teman menawarkan pekerjaan menjadi kontributor gizi sebuah Majalah terkenal, yang memang merupakan latar belakang pendidikan saya.
Saya dikirimkan pekerjaan melalui email dan setelah saya kerjakan di rumah, saya email lagi hasilnya.
Saat itu saya tidak punya komputer. Saya ngerjainnya nebeng di rumah saudara yang punya komputer dan akses internet atau pergi ke warnet.
Dari situlah saya mulai suka googling berbagai artikel mengenai bekerja dari rumah, atau mencari penghasilan di internet. Saya mulai belajar membuat website.
Saya jadi pingin punya komputer sendiri tapi kebingungan ga punya uang untuk beli. Cuma bisa berdoa dalam hati semoga Allah memberikan jalan.
Alhamdulillah wa syukurillah, rupanya Allah mendengar doa saya.
Suatu hari saudara saya yang punya yayasan pendidikan, mau mengganti unit-unit komputer lama di sekolahnya dengan komputer baru. Komputer-komputer lama mau dijual ke loakan. Begitu saya denger kabar itu, saya memberanikan diri meminta 1 unit. Alhamdulillah dikasih. Gratis 🙂
Biarin deh komputer odong-odong yang penting bisa dipake konek ke internet. Internetnya pake sambungan telpon rumah dengan menggunakan kartu ivas yang bisa diisi ulang. Kartunya pun dapat gratis dari saudara saya yang kerja di telkom.
Tuuh kan… awalnya memulai bisnis ini saya tidak mengeluarkan uang sepeser pun loh. Semuanya bantuan Allah lewat tangan saudara-saudara saya yang sangat baik.
Kemudian waktu saya memulai usaha butik online. Percaya ga kalo saya ga modal sama sekali. Justru saya mendapatkan gaji karena saya bisa membuat website dan mengelolanya. Semua baju-baju yang dijual adalah milik teman saya. Saya cuma bertugas memfoto dan mengupload gambar ke web. Bila ada pembeli, sayalah yang mengurus pengirimannya. Saya mendapatkan keuntungan dari selisih harga toko dan harga web. Modal uang? Nol besar 😀
Gimana saya bisa ketemu teman yang begitu percaya sama saya untuk mengelola webnya, kalo bukan Allah yang mempertemukan kami.
Tugas saya hanya berdoa, sisanya Allah yang bekerja. That’s how the LOA (law of attraction) work for me.
Masih percaya bisnis tanpa modal (uang) itu ga bisa?
Satu hal lagi yang menggelitik dari komentar temen saya soal sedekah. Dia bilang sedekah itu ga boleh ada udang dibalik udang, harus ikhlas lillahi ta’ala.
Ga boleh pamrih maksudnya. Harus ikhlas karena Allah.
Saya jadi ingat perkataannya Ustadz Yusuf Mansur di bukunya “Undang saja Allah, Belajar Syukur, Belajar Yakin” yang lagi saya baca. Pas banget materinya tentang sedekah. Ini saya kutip langsung dari bukunya ya.
Bahwa meminta kepada Allah bukan sesuatu yang haram, hingga bahkan kita masuk neraka kalau meminta kepada-Nya. Bahwa meminta kepada Allah adalah wujud dari iman dan amal saleh. Sedekah itu kan salah satu bentuk amal saleh. Allah meminta kita untuk meminta kepada-Nya.Bahkan tidak mengharuskan kita untuk bersedekah atau tidak. Artinya tanpa sedekah pun, meminta diperbolehkan dan menjadi ibadah tersendiri. Kalo tanpa sedekah aja kita boleh meminta, mestinya dengan bersedekah kita tambah lagi boleh meminta. Sebab permintaan kita disertai sedekah sebagai amal saleh. Ketika orang lain menamakan pamrih dan atau tidak ikhlas, Ustadz menyebutnya iman. Ini bukan hanya persoalan sedekah semata, tapi juga persoalan tauhid dan keyakinan kepada Allah.
Jadi saya mah termasuk orang yang setuju kalo sedekah yang dibarengi doa untuk meminta sesuatu itu diperbolehkan.
Lah wong mintanya sama Allah ko. Yang ga boleh itu minta sama jin, sama kuburan, sama jimat. Itu namanya syirik. Dosa besar.
Allah sendiri yang bilang dalam Al Quran bahwa Dia ga akan merubah nasib suatu kaum kalo bukan kaum itu sendiri yang berusaha mengubahnya.
Allah juga bilang kalo Dia tak akan memberi cobaan diluar kemampuan seseorang. Artinya, Allah memberikan kesempatan bagi kita untuk mengubah hidup, menjadi lebih baik, dengan berusaha semaksimal mungkin karena sebenernya kita mampu untuk itu.
Saya percaya perkataan Allah itu benar sebenar-benarnya. Kalo toh kemudian Allah belum mengabulkan doa-doa saya, barangkali pahala ibadah dan sedekah yang saya sampaikan selama ini, Allah gunakan dulu untuk menghapus dosa-dosa saya. Saya mah tugasnya berusaha dan yakin aja. Toh Allah yang paling tau apa yang terbaik buat saya. Saya mencoba berhusnuzon aja sama Allah.
Pada akhirnya, keyakinan ini berhubungan erat dengan mindset yang benar tentang iman dan tauhid kepada Allah.
Ujung-ujungnya, ngomongin mindset lagi kan?
Ngomongin soal perlunya mindset yang bener dalam bisnis, menurut saya ini berlaku dalam bisnis apapun.
Bisnis restoran misalnya, si pemilik restoran harus punya mindset yang bener soal gimana menyiapkan makanan yang enak, sehat, higienis dan halal sehingga pelanggan percaya dan mau makan di restoran.
Kalo si pemilik restoran ga punya mindset yang benar, cuma memikirkan keuntungan semata dengan membuat makanan asal jadi tanpa memikirkan kesehatan dan kesalamatan konsumennya, kemungkinan besar bisnisnya akan mati karena ga ada lagi yang mau makan di restorannya.
Begitu pula dalam bisnis jaringan, dimana mindset yang benar itu adalah modal utamanya. Sebab tanpa mindset yang benar, sudah hampir bisa dipastikan kegagalan bakalan terjadi.
Bisnis jaringan adalah bisnis merekrut orang, dimana kepercayaan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh. Membuat orang lain percaya dan akhirnya mau bergabung dengan kita.
Gimana mungkin bisa meyakinkan orang lain bahwa bisnis ini bagus dan menghasilkan, kalo dirinya sendiri ga yakin dengan bisnisnya.
Kalo pelaku bisnis jaringan menjalankan bisnisnya dengan setengah hati, kadang tupo kadang engga, asal merekrut tapi ga membina downline yang direkrutnya, saya yakin ga butuh waktu lama sampai akhirnya dia akan menyerah hingga akhirnya berhenti.
Mindset bener, bisnis jalan.
Mindset ga bener, bisnis mandeg.
Modal uang? Iyalah pasti butuh.
Tapi uang mah bisa dicari. Kalo Allah menghendaki kita punya punya uang untuk modal bisnis kita, gimanapun caranya uang itu akan sampai di tangan kita.
Bisnis yang dilakukan dengan cara-cara yang diridhoi Allah juga merupakan ibadah. Jadi libatkan Allah dalam segala kegiatan bisnis kita.
Allah dulu, Allah lagi, Allah terus.
Itulah mindset yang benar dalam bisnis menurut pengertian saya.
Saya akhiri tulisan ini dengan terjemahan ayat berikut.
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah nescaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari sumber yang tidak ia sangka.” (Al-Talaq : 2-3).
Semoga Allah senantiasa memberikan berkah-Nya untuk kita semua. Amiin ya robbal alamin.
Komentar
Posting Komentar