Trip ke Bali Bersama ISC
Hari itu, saya seperti mendapat durian runtuh ketika mendapat kabar saya menjadi salah satu pemenang program sponsoring Trip to reMember dari ISC.
Trip ke Bali bersama ISC akhir bulan Agustus lalu memang merupakan rezeki yang tidak disangka-sangka yang saya dapatkan dari Allah SWT.
Sudah sejak lama saya memimpikan bisa liburan ke Bali tapi belum juga kesampaian. Siapa sangka Allah mengabulkannya untuk saya melalui ISC tanpa saya harus mengeluarkan biaya sepeser pun.
Dan yang luar biasa… boleh ngajak suami pula.
Masya Allah… baik bener ya Allah sama saya 😀
Dikasih-Nya saya hadiah menjelang ulang tahun pernikahan kami yang ke-15 awal bulan September ini. Second honeymoon nih ceritanya hahaha…
Trip ke Bali bersama ISC berlangsung selama 3 hari. Mulai tanggal 27 Agustus hingga 29 Agustus 2019.
Saya senang sekali sekaligus was-was. Karena anak-anak harus ditinggal dan pada tanggal yang sama, Hanum sudah mulai kegiatan PM di sekolah.
Beruntungnya saya, Allah memudahkan segala urusannya. Ibu saya bisa datang menemani anak-anak selama saya pergi. Anak-anak pulang pergi sekolah naik jemputan. Makan siang di sekolah sudah saya pesankan katering.
Beres semua. Saya bisa pergi liburan dengan tenang.
Dua minggu sebelumnya, saya dikirimkan itinerary selama 3 hari di Bali. Saya perhatikan, semuanya sudah diurus oleh travel yang ditunjuk pihak ISC. Tiket pesawat Citilink PP, akomodasi hotel bintang 3 dan kemana saja tujuan obyek wisata yang akan dikunjungi.
Hingga tiba di hari keberangkatan, saya diharuskan sudah hadir di Bandara Soekarno Hatta Terminal 2D pada pukul 06.00 pagi.
Jam setengah 4 sebelum subuh sudah jalan dari rumah, diantar oleh keponakan.
Sampai bandara, pas waktu subuh. Setelah sholat ketemuan sama Mas Galih dan Bu Silvana, pemimpin rombongan dari kantor ISC Jakarta. Disana juga sudah ada peserta lain bersama dengan pasangannya masing-masing. Ada Bu Harny dan suami dari Citayam Bogor. Lalu Pak Parman dan Ibu dari Depok. Terakhir Pak Dhanisworo dan Ibu Poppy dari Bandung.
Ini mah judulnya liburan honeymoon babarengan hehe…
Hari masih pagi tapi suasana bandara sudah tampak sibuk. Sudah banyak orang-orang berjalan hilir mudik.
Setelah cek in, saya cek jadwal keberangkatan di tiket menunjukkan pukul 07.05. Tapi entah kenapa, delay sampai akhirnya pesawat lepas landas pukul 08 lewat.
Selama penerbangan, saya mencoba untuk tidur tapi ga bisa. Kebetulan dapat kursi di tengah, jadi agak kurang nyaman. Sempat basa basi sebentar dengan penumpang di sebelah. Lama-lama bosan juga.
Saya agak khawatir ketika terjadi sedikit guncangan di pesawat. Lalu terdengar suara pilot menjelaskan bahwa cuaca sedang tidak baik. Padahal diluar jendela, matahari bersinar dengan cerahnya. Kok bisa ya pikir saya heran.
Ketika pramugari berkeliling mendorong gerobak makanan, saya kira saya bakal dapat makanan gratis. Minimal minum deh. Tapi rupanya dugaan saya salah. Sepertinya karena sesuai dengan namanya. Terbang hemat bersama Citilink alias ga dapat makan 😀
Kemudian pesawat mendarat dengan mulus. Alhamdulillah.. tiba juga saya di Bali. Foto-foto sebentar di gerbang gapura bandara sampai akhirnya dipanggil Bu Sisil untuk cepat-cepat masuk.
Hehe maklum..kan baru pertama kali menginjakkan kaki di Bali. Biar ada jejak gitu ceritanya 😀
Rupanya peserta dari Surabaya, Pak Jaya dan Ibu, serta Branch Manager ISC Store Surabaya, Pak M Soim, sudah menunggu bersama tour guide yang akan menemani selama di Bali. Nama guide-nya Bli Putu.
Di area parkir, kami diberi sambutan khusus pengalungan bunga. Macam pejabat penting aja deh rasanya 😀
Dari bandara, kami langsung diajak ke Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana yang lebih dikenal dengan nama GWK. Taman ini berlokasi di bagian selatan Pulau Bali, tepatnya di wilayah Uluwatu, Kabupaten Badung.
Di sekitar taman ini ada banyak fasilitas wisata yang di sediakan. Mulai dari restoran Beranda tempat kami makan siang, sampai teater untuk pertunjukkan seni, seperti tari kecak dan tarian khas Bali lainnya.
Sedangkan untuk mencapai area dimana patung Garuda Wisnu Kencana berada, kami harus naik kereta wisata. Namun karena saat ini patung GWK sedang dipugar, kami hanya bisa menikmatinya dari jauh.
Dari GWK kami langsung menuju Pura Luhur Uluwatu. Pura ini berlokasi di atas tebing menghadap lautan lepas. Buih ombak yang pecah di dinding tebing di bawah pura menambah indah pemandangan di sekitar pura.
Di lokasi ini, kami diwanti-wanti untuk tidak memakai kacamata atau topi. Sebabnya ada monyet-monyet penghuni hutan di sekitar pura yang kerap kali nakal mengambil barang-barang milik pengunjung.
Obyek wisata yang dikunjungi berikutnya adalah Pantai Pendawa yang berlokasi di Desa Kutuh, tidak jauh dari Pura Uluwatu. Ciri khas pantai di lokasi ini adalah pantainya yang landai dan ombaknya memecah di tengah laut sehingga tampak seperti danau.
Turis asing tidak banyak terlihat disini. Hanya satu dua orang saja saya lihat. Di pantai ini, wisatawan bisa asyik bermain kano hingga ke tengah lalu berfoto.
Sebenarnya saya kepingin banget naik kano sampai ke tengah. Tapi sayang waktunya sangat sempit. Kami hanya sempat berfoto-foto sebentar, lalu naik bis untuk segera kembali ke hotel.
Hotel Zia Bali Kuta adalah hotel dimana kami menginap selama di Bali. Lokasinya tidak jauh dari pantai Kuta. Kata petugas hotel, kami bisa berjalan kaki untuk mencapai pantai.
Setelah mendapatkan kamar, kami bergegas mandi dan kembali turun untuk makan malam. Makanan yang disajikan semuanya enak.
Selama di Bali saya memutuskan untuk melupakan diet untuk sementara hahaha 😀
Setelah makan malam, ada acara sharing sebentar oleh Pak Soim. Selanjutnya acara bebas.
Suami mengajak saya keluar jalan-jalan. Suasana di luar sangat ramai meski hari sudah malam. Mirip Malioboro di waktu malam hanya bedanya tidak ada lesehan.
Karena dekat, kami berjalan kaki menuju pantai. Dan tentu saja keindahan Pantai Kuta tidak bisa kami nikmati karena gelapnya malam. Hanya suara debur ombak memecah pantai yang terdengar indah di telinga.
Lalu kami berjalan kaki menyusui pertokoan di sepanjang jalan Kuta. Menurut info teman, ada toko oleh-oleh murah di seberang Joger. Berbekal peta Google dan tanya-tanya orang yang ditemui di jalan, kami pergi mencari toko tersebut.
Alhamdulillah ketemu juga. Kalo tidak salah namanya Toko Serimpi. Lokasinya persis di seberang Joger, merk kaos khas Bali yang terkenal itu.
Waktu sudah menunjukkan angka 11 malam ketika kami kembali ke hotel. Saya pun segera tertidur lelap ketika menyentuh bantal.
Tiba-tiba terdengar suara alarm di hp yang membangunkan saya. Wahh sudah subuh. Untung ga kesiangan. Cepat-cepat saya bersiap untuk melanjutkan berwisata di hari kedua.
Sarapan sudah tersedia sejak jam 7 pagi. Wow, suasana ruang makan ramai sekali oleh tamu-tamu yang semalam tidak terlihat. Saya melihat sekeliling cukup banyak turis asing yang menginap di Hotel Zia.
Setelah sarapan dengan lahap, kami sempat berfoto di depan hotel. Terutama para nyonya yang tampak sudah cantik siap untuk jalan-jalan lagi 🙂
Kali ini kami mengunjungi obyek-obyek wisata yang ada di Kabupaten Tabanan.
Lokasi pertama yang kami datangi adalah Pura Penataran Luhur Tanah Lot. Ciri khas pura ini adalah letaknya berada di tebing yang terpisah dari daratan utama. Sehingga jika laut sedang pasang, pura terlihat seperti berada di tengah laut. Namun jika laut sedang surut, pengunjung bisa beerjalan kaki dan menyebrang menuju pura.
Di bagian bawah pura ada gua yang didalamnya terdapat sumber mata air suci. Konon kabarnya, menurut kepercayaan setempat, mencuci muka dengan air suci ini bisa membuat awet muda.
Setelah puas foto-foto, kami pun mulai bergerak lagi. Selanjutnya, kami berkunjung ke Hutan Monyet Alas Kedaton. Saya ga habis pikir, kenapa Bli Putu mengajak kami kesini.
Saya kurang suka dengan tempat wisata yang satu ini. Begitu memasuki area wisata, tercium bau kotoran menyengat. Menurut pemandu wisata lokal disini, hutan Alas Kedaton merupakan habitat dari sekitar 1000 ekor monyet. Mungkin karena monyet-monyet itu buang kotoran sembarangan. Itulah sebabnya udara di sekitar pura ini berbau tidak sedap.
Rasanya saya ingin cepat-cepat pergi dari sini.
Untuk memasuki area pura, kami dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil terdiri dari 4 orang dipimping oleh pemandu lokal. Tugas pemandu terutama untuk menghalau monyet-monyet yang kadang nakal mendekat untuk mengambil barang-barang milik pengunjung yang menarik perhatiannya seperti topi dan kacamata.
Benar saja, saat kami sedang asyik menonton Pak Jaya yang sedang difoto memakai baju adat Bali, seekor monyet melompat ke arah Pak Hendry dan mengambil topinya.
Dasar monyet nakal!
Sebelum berkunjung ke tempat wisata berikutnya, kami diajak makan siang dan sholat zuhur di Masjid Raya Al Hidayah Candi Kuning Bedugul.
Masjid ini berdiri megah di atas bukit tinggi menghadap Danau Beratan, satu dari empat danau besar di Bali. Masya Allah, masjid dan pemandangannya sama-sama cantik.
Berwudhu di masjid ini serasa wudhu dengan air es. Dingiiin banget. Jadi betah berlama-lama disini.
Selesai sholat, kami menuju Pura Ulan Danu Beratan Bedugul yang lokasinya tidak jauh dari masjid.
Pura inilah yang ada di gambar uang kertas pecahan Rp 50.000 yang lama. Alhamdulillah, kesampaian juga melihat langsung pura aslinya 😀
Karena lokasinya berada di dataran yang cukup tinggi, hawa di sekitar pura cukup sejuk meskipun matahari bersinar dengan teriknya. Pura Ulun Danu adalah pura terbesar kedua di Bali, setelah Pura Besakih.
Area di sekitar pura juga ditata dengan apik. Ada taman-taman bunga cantik untuk tempat berselfi ria. Disini saya puas berfoto sebanyak-banyaknya.
Setelah puas selfi-selfi, kami menuju persinggahan terakhir di hari kedua. Makan malam sambil memandang indahnya sunset di Jimbaran.
Asyiknyaa.. 😀
Perjalanan kembali ke Jimbaran membutuhkan waktu cukup lama. Saya tertidur pulas selama perjalanan.
Ketika bangun, kami sudah tiba di restoran pinggir pantai. Aduuh..saya lupa nama restorannya. Menu yang disajikan tentunya menu seafood. Ada ikan bakar, udang bakar, kerang bakar dan cumi goreng. Dan minum air kelapa langsung dari buahnya.
Alhamdulillah..kenyang. Ditambah dengan pemandangan sunset yang luar biasa indah dan ditemani musik pengiring yang syahdu.
Romantis lah yaa ceritanya 🙂
Setelah itu balik ke hotel dan langsung tertidur lelap setelah bersih-bersih dan sholat Isya terlebih dahulu.
Capek tapi happy 😀
Keesokan harinya, hari terakhir di Bali. Jadwalnya hanya berkunjung ke kantor ISC cabang Denpasar dan tempat belanja oleh-oleh. Lalu ke bandara untuk bersiap kembali ke Jakarta.
Kami diajak ke pusat belanja oleh-oleh Agung Bali. Tokonya besar sekali. Banyak jenis oleh-oleh khas Bali dijual disini. Mulai dari makanan khas Bali sampai kaos warna warni dengan berbagai desin lucu dan menarik.
Semuanya tersedia lengkap. Tinggal siapin aja duit sekarung supaya bisa beli oleh-oleh yang banyak hehe 😀
Setelah puas berbelanja, kami berkunjung ke Kantor ISC cabang Denpasar yang berlokasi di Sanur.
Di sana kami bertemu dengan Asisten Branch Manager Ibu Denik dan Pak Edi. Kami berkumpul sebentar di lantai dua untuk menyampaikan kesan-kesan selama Trip ke Bali bersama ISC dan sedikit bertukar pengalaman dalam menjalankan Bisnis ISC.
Semua perwakilan tiap kota bergiliran menyampaikan pengalamannya masing-masing. Termasuk saya tentunya.
Tidak terbiasa bicara di depan orang banyak, saya ceritakan bagaimana saya menjalankan Bisnis ISC dengan memanfaatkan blog dan Google.
Belepotan ngomongnya hihi:D
Sebelum ke bandara, kami makan siang di Warung Wardani Tuban. Berbeda dengan makan siang dua hari sebelumnya yang selalu prasmanan. Makan siang kali ini sudah disiapkan menunya. Kami dipilihkan menu nasi campur khas Bali.
Kalo buat bapak-bapak sepertinya seporsi nasi campur Bali yang disajikan di warung ini tidak mengenyangkan. Tapi untuk saya pas porsinya. Rasanya juga enak.
Kayaknya selama di Bali, makanan yang saya makan semuanya enak-enak. Mungkin juga karena tidak pusing mikirin dompet, tinggal hap makan. Jadi semuanya nikmat aja bagi saya hehehe 😀
Sayangnya, saya lupa tidak mengambil satu pun foto menu yang saya makan. Baik di hotel maupun di restoran. Saya begitu menikmati semuanya sampai tidak ada waktu untuk foto makanan xixixi…
Kemudian kami pun diantar ke bandara. Bli Putu mengucapkan selamat tinggal kepada kami semua. Trip ke Bali bersama ISC selama 3 hari 2 malam berakhir sudah.
Waktu 3 hari di Bali sangatlah singkat untuk menikmati obyek pariwisata di Pulau Dewata. Kata orang-orang, liburan di Bali itu minimal seminggu. Karena masih banyak tempat wisata yang harus dikunjungi.
Ya siapa tau saya bakalan balik lagi bersama anak-anak, suatu saat nanti. Tinggal berdoa aja ya kaannn. Nanti Allah yang akan mewujudkannya hehe…
Aamiin.
Alhamdulillah, walaupun singkat Trip ke Bali bersama ISC meninggalkan kesan mendalam bagi saya. Saya berterima kasih sekali kepada ISC yang sudah mengadakan program sponsoring berhadiah perjalanan wisata ini bagi member-membernya.
Saya jadi makin semangat untuk terus mengembangkan jaringan Bisnis ISC. Saat ini saya sudah punya jaringan yang cukup solid di Semarang. Saya masih harus bekerja keras untuk membangun jaringan yang kuat juga di kota-kota cabang ISC lainnya. Sehingga impian memiliki passive income bisa segera terwujud.
Barangkali ada yang berminat untuk bergabung di Bisnis ISC bersama saya, silakan menghubungi saya lewat whatsapp klik tombol di bawah ini.
Komentar
Posting Komentar