Belajar Manajemen Dapur di Kelas Pawon
Sudah lama saya tau tentang Kelas Pawon. Yaitu kelas bagi ibu rumah tangga atau siapa saja yang ingin belajar manajemen dapur.
Tapi baru kali ini saya punya kesempatan untuk mengikutinya.
Kelas Pawon ini diselenggarakan oleh Lafina Indonesia, komunitas yang digagas oleh pendirinya Mbak Krisdiana atau lebih dikenal dengan nama Mbak Kade Ratu Pawon.
Di Kelas Pawon, selama 2 minggu saya belajar mulai dari merencanakan keuangan keluarga, merencanakan pengeluaran khususnya untuk kebutuhan makan keluarga dan rumah tangga, menyusun menu makanan, persiapan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan sampai bebenah dapur agar tampak rapi dan bersih.
Kelihatannya urusan sepele ya. Cuma ngurusin belanja dapur. Tapi ternyata urusan yang sepele ini bisa berpengaruh ke perdamaianan dan kesejahteraan seluruh anggota keluarga lho.
Gimana enggak coba…
Kalo ibu sebagai penguasa dapur tidak pintar mengatur uang belanja ataupun urusan masak memasak, bisa timbul prahara rumah tangga. Baru tengah bulan, uang belanja sudah habis. Belanja barang yang tidak diperlukan akhirnya menumpuk mubazir. Bahan makanan yang dibeli busuk terbuang karena salah cara penyimpanan. Dan masalah-masalah lainnya.
Wah ibu bisa stres kalo begitu terus.
Untuk itu, ibu perlu banget belajar ilmu manajemen dapur seperti Kelas Pawon ini. Insya Allah manfaatnya banyak.
Saya sendiri baru sadar kalo selama ini terlalu boros jika berbelanja. Terutama saat belanja bulanan. Merasa baru dapat uang banyak dari suami habis gajian, saya jadi tergoda belanja macam-macam barang yang kadang-kadang tidak terlalu saya butuhkan.
Begitupun ketika belanja sayuran ke pasar. Suka kalap beli banyak macam sayuran tapi setiap kali mau masak masih bingung aja mau bikin apa.. Ini karena saya masak sesuai mood tanpa meal plan sebelumnya. Kalo lagi mood ya masak, kalo datang malasnya ya beli makanan matang di luar.
Padahal stok sayuran banyak di kulkas. Kelamaan disimpan malah busuk akhirnya dibuang.
Mubazir ya.
Padahal yang suka mubazir itu temennya setan kan hiiii…
Duh…ampun deh. Setelah ikut Kelas Pawon saya mau tobat.
Meski kadang masih ga sesuai meal plan juga sih. Tapi setidaknya mulai membiasakan diri mengurangi sifat borosnya itu.
Dimulai dengan menyusun rencana keuangan keluarga setiap bulan. Dalam RKK dicatat semua pemasukan dan pengeluaran rumah tangga dengan persentase maksimal yang disarankan 50% untuk kebutuhan rutin, 20% tabungan dan 30% cicilan.
Oleh karena saya ga punya cicilan, saya bisa menambah 10% untuk kebutuhan rutin.
Untuk memudahkan pengeluaran, anggaran belanja ini baiknya dalam bentuk cash dan dipisahkan untuk masing-masing pos sesuai kebutuhannya ke dalam amplop atau dompet bersekat. Saya sampai beli lho!
Setelah RKK beres, langkah selanjutnya adalah menyusun menu (meal plan). Untuk pemula boleh 3 hari dulu. Tapi lebih mudahnya sih menyusun untuk menu 7 hari atau mingguan. Dari rencana menu inilah kemudian bisa disusun rencana belanja mingguan.
Berbekal catatan belanja mingguan tersebut Ibu bisa berbelanja ke pasar. Jika Ibu bisa disiplin dengan catatan yang dibawa, sepertinya Ibu bisa menghindari boros saat berbelanja.
Mudah-mudahan sih begitu 🙂
Berikut ini hasil praktek RKK dan meal plan pembelajaran Kelas Pawon kemarin.
Materi berikutnya yang dipelajari adalah food preparation dan cara penyimpanan bahan makanan. Ini bertujuan untuk menghemat waktu ketika memasak dan agar bahan makanan bisa tahan disimpan lebih lama.
Kemudian saya belajar juga tentang trik masak kilat. Seperti membuat bumbu dasar dan membuat persediaan frozen food. Tentunya dengan membuat sendiri makanan olahan seperti bakso, nugget dan sosis, lebih terjamin gizinya dan yang pasti bebas pengawet dan zat tambahan makanan lainnya.
Yang terakhir, materi tentang dapur bersih dan rapi. Ternyata urusan bebenah dapur itu ada ilmunya juga ya. Ga cuma sekedar beberes. Semua peralatan dapur harus ada “rumah”-nya masing-masing.
Dan yang terpenting, menyortir barang-barang yang sudah tidak terpakai. Jika ada barang yang tidak dipakai selama lebih dari 6 bulan sebaiknya dibuang, dihibahkan atau dijual. Hal ini yang luput dari perhatian saya selama ini. Ada panci-panci, wajan, baskom dan barang-barang lain yang sudah lama tidak dipakai dan dibiarkan teronggok di atas rak hingga berdebu.
Sepertinya, saya butuh waktu lebih lama lagi untuk menyetor hasil praktik materi terakhir. Karena banyak hal di dapur yang perlu saya benahi terlebih dahulu. Malu atuh setor fotonya juga. Dapur yang berantakan, jauh dari kata bersih dan rapi 😀
Anyway, banyak ilmu baru yang saya dapat dari mengikuti Kelas Pawon. Apalagi biaya daftarnya sangat terjangkau hanya Rp 28.000. Worthed banget!
Oh iya, kalo kamu mau ikut Kelas Pawon juga, bulan depan mau dibuka lagi kelas berikutnya lho. Supaya ga ketinggalan infonya, kamu bisa daftar waiting list aja dulu.
Baca juga :
Komentar
Posting Komentar